Mungkin untuk para kyusha hanya tau satu jenis shinai. Shinai ya
shinai, memang ada shinai seperti macam apa lagi? Mungkin untuk beberapa
kenshi lain pun juga tidak jauh berbeda antara satu shinai dengan yang
lainnya. Namun bagi saya ternyata berbeda. Bahkan dibandingkan shinai
dengan dari jenis yang sama pun, mereka memiliki perbedaan (keunikan) -
mirip tongkat sihirnya di film heri puter...
Saya mulai dari bahan shinai.
Pertama adalah shinai bambu yang biasa kita gunakan di latihan kendo di
YKA. Yang kedua adalah shinai dari carbon graphite. Apa perbedaan kedua
bahan ini. Jelas carbon graphite tidak akan mudah pecah, ada yang
sumber yang cukup valid menyatakan bahwa shinai carbon ini dapat
bertahan hingga 2 tahun. Sedangkan shinai bambu mungkin hanya berusia
sampai 6 bulan saja.
Shinai bambu pun terdiri dari beberapa jenis
bambu. Ada yang shinai terbuat dari satu bambu yang sama (4 bilah bambu
shinai berasal dari satu pohon bambu) , ada juga yang terbuat dari pohon
bambu yang berbeda (4 bilah bambu shinai berasal dari beberapa pohon
bambu). Biasanya pada tsukagawa (kulit handle) terdapat tulisan
39AAA/39AA dst. Kode tersebut menunjukkan apakah keempat bilah shinai
yang digunakan berasal dari pohon yang sama. 39AAA menunjukkan shinai
berasal dari pohon bambu yang sama. Namun ini hanya penjelasan dari
toko. Saya sendiri tidak tahu kebenarannya.
Ada juga shinai bambu
yang dikarbon. Bilah bambu shinai diasapi (sepeti ikan asin) sehingga
warna shinai akan lebih gelap. Proses pengasapan ini akan membuat shinai
lebih tahan benturan, sehingga lebih awet.
Berikutnya adalah bentuk shinai
Dari bentuknya terdapat 4 jenis shinai.
Pertama adalah shinai standard. Mungkin hampir semua anggota YKA menggunakan ini sekarang. Harga shinai ini berkisar
Rp200 ribu s.d. Rp400 ribu (akan tergantung apakah bambu yang digunakan
adalah bambu China, Taiwan, atau Jepang)
Kedua adalah shinai
dobari.
Balance shinai ini terletak di dekat tsuba. Bagian shinai di
dekat tsuba gemuk, lalu semakin ke ujung akan meramping. Karena berat
shinai di dekat tsuba, maka menggunakan shinai ini akan terasa lebih
ringan dibandingkan mengunakan shinai standar dengan berat yang identik.
Kita bisa dengan mudah menggerakkan shinai untuk oji waza.
Saya menggunakan shinai jenis ini dan berat shinai saya (tanpa tsuba) adalah 525 gr.
Ketiga adalah shinai koto.
Shinai ini lurus,dengan diameter yang sama dari ujung (tsuba) ke ujung
yang lain (kensen). Dengan demikian berat shinai merata di seluruh
bagian shinai. Shinai jaman dahulu berbentuk seperti ini. Shinai ini
terasa lebih berat daripada shinai standar arena beratnya terdistribusi
secara merata di seluruh bagian shinai. Meski terasa lebih berat, shinai
ini memiliki dampak pukulan yang lebih besar daripada dobari.
Keempat adalah chokuto. Untuk yang satu ini memiliki bentuk fisik yang
sama dengan shinai koto, namun saya tidak begitu tahu apa perbedaannya.
Hanya shinai ini yang belum pernah saya gunakan.
Shinai kedua sampai dengan keempat di atas memiliki harga yang leih mahal dari pada shinai standar.
Kemudian adalah dari handle shinai.
ada dua jenis, yaitu standar dan koban.
Shinai dengan handle standar berbentuk bulat, sedangkan koban berbentuk
oval seperti handle katana. Ada juga handle shinai yang hanya oval
untuk tangan kiri saja, dan untuk tangan kanan tetap bulat.
Enjoy, and pick your shinai....
Note: apapun jenis shinainya tidak akan membuat kendo kita lebih baik.
Kita sendiri yang membuat kendo kita lebih baik, bukan shinai....
Leo
3rd Dan Kenshi
Indonesia Kendo Association
0 comments:
Post a Comment