Jo bengkirai produksi KIMU |
Bagi pencinta beladiri Jepang tentu sudah sangat
familiar dengan istilah Bo atau Jo. Kedua jenis tongkat tersebut sering dipakai
dalam seni beladiri Jepang. Lalu, kedua tongkat ini sebenarnya paling
cocok menggunakan kayu apa?
Rekan-rekan Aikido, sebenarnya ada banyak jenis
kayu yang digunakan untuk pembuatan tongkat kayu jo atau bo, diantaranya berupa
kayu ulin, kayu bengkirai, kayu sonokeling maupun kayu sawo. Akan tetapi
yang paling banyak digunakan di pasaran adalah kayu bengkirai. Jenis kayu
bengkirai ini mempunyai karakteristik serat yang padat, tak mudah berserabut,
dan lurus. Namun sebenarnya, ada jenis kayu lain yang bisa dibilang lebih baik
dibandingkan kayu bengkirai ini, diantaranya kayu ulin dan kayu sonokeling.
Lalu, Apa Alasan KIMU Memilih Memakai Kayu Bengkirai
untuk Membuat Jo atau Bo?
Ada beberapa keunggulan kayu bengkirai untuk pembuatan
Jo atau Bo, diantaranya :
1. Lebih Kuat
Dikarenakan kekuatannya, kayu bengkirai sering
dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi yang berat, misalnya untuk pembuatan atap
kayu. Selain itu, jenis kayu ini tergolong kayu yang tahan terhadap paparan
cuaca, sehingga banyak dijadikan pilihan material konstruksi bangunan,
seperti decking/outdoor flooring, lis plank, dan sebagainya.
Kayu bengkirai tahan terhadap suhu dan kelembaban
udara di area tropis, seperti halnya Indonesia. Namun bukan berarti kayu ini
tahan terhadap air. Apabila dibandingkan dengan jenis kayu sonokeling atau kayu
jati, kayu bengkirai sendiri relative lebih mudah rusak apabila terus menerus
terkena air.
Pada umumnya, kayu bengkirai ini telah memenuhi
standar pembuatan peralatan latihan bela diri, seperti pembuatan Jo atau
Bo. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan jika tongkat Jo atau Bo akan
patah saat dipakai untuk berlatih.
2. Serat padat,
Lurus, dan Aman
Selain berserat padat dan lurus, serat pada kayu
bengkirai juga relative lebih aman dipakai untuk pembuatan tongkat kayu Jo atau
Bo. Kayu bengkirai tak mudah berserabut meskipun terkena luka akibat benturan
saat digunakan berlatih. Berbeda lagi dengan jenis kayu kelapa. Kayu glugu atau
kayu kelapa ini terkadang berserabut apabila terluka atau tergores saat
terbentur. Ini tentu sangat berbahaya sebab serabut-serabut yang menyerupai
jarum tersebut bisa menusuk kulit si pemakainya dengan mudah.
3. Harga Lebih
Terjangkau dan Mudah Didapatkan
Seperti kita ketahui, kayu bengkirai termasuk salah
satu jenis kayu yang banyak ditemukan di toko-toko kayu atau toko bangunan.
Dengan ketersediaan bahan dasar yang mudah tersebut membuat tongkat Jo atau Bo
bisa diproduksi secara terus menerus demi memenuhi permintaan pasar. DI samping
itu, harga tongkat kayu Jo dan Bo dari KIMU relative lebih terjangkau apabila
dibandingkan kayu ulin, sonokeling, ataupun kayu jati.
4. Finishing
Lebih Mudah
Kayu bengkirai juga termasuk bahan baku pembuatan
tongkat Jo dan Bo yang memiliki proses finishing mudah pada beberapa perlengkapan beladiri,
seperti tanto, jo, atau bo.
Itulah beberapa alasan kenapa KIMU memproduksi tongkat
Jo dan Bo memakai kayu bengkirai. Selain tongkat kayu Jo dan Bo, beberapa
produk lainnya dari KIMU yang memanfaatkan bahan baku kayu bengkirai, diantaranya
pisau kayu atau tanto, pedang ke atau bokken, tongkat perisai atau tonfa,
triplestick, nunchaku, dan dos palos.
Dapat disimpulkan bahwa keistimewaan kayu bengkirai
untuk pembuatan jo dan bo sebagai peralatan beladiri Jepang, tentu saja dilihat
dari bahan baku, kekuatan, dan lebih aman digunakan, sehingga cocok
digunakan untuk pembuatan tongkat kayu Jo atau Bo. Meskipun ada jenis kayu
lainnya yang lebih baik dari kayu bengkirai.