Panahan
Jepang sangat menekankan pada penetrasi baju perang;
karena itu anak panah yang berat ditembakkan untuk jarak dekat dengan busur
panah yang kuat. “Busur Panah VS Baju Perang” sudah menjadi perdebatan yang panjang bahkan
di Eropa Barat, dan berhubungan dengan hal tersebut, kami harus menggunakan
kata favorit Matt Easton: “Konteks!” Pembahasan ini memang benar-benar mengenai konteks.
Saya harus mengatakan bahwa jika membahas mengenai baju perang Jepang, yang merupakan bidang studi saya , baju perang Jepang
berfungsi cukup baik. Namun di saat yang sama, busur panah Jepang juga
merupakan senjata yang sangat kuat. Saat membaca mengenai Gunkimono, kami
menemukan bahwa anak panah bisa menembus lebih dari 3 baju perang sekali
dilesahkan atau “memaku” seseorang yang menggunakan baju perang ke pelana
kudanya.
Tapi apakah memang seperti itu kebenarannya?
|
Baju besi mongol ditembus panah Jepang, detil dari salinan 蒙古襲来絵詞 |
Untuk memperjelas semua faktor utama yang berhubungan dengan topik ini,
saya mengatakan bahwa ada setidaknya 3 hal yang perlu diperhatikan:
Pertama, Jarak:
Jika target berada pada jarak lebih dari 30 meter maka lupakan soal
pernyataan jika anak panah bisa menembus jenis baju perang apapun. Hal ini bisa
jadi faktor yang paling penting; Anda bisa menggunakan busur panah yang paling
kuat dari abad pertengahan, tapi jika Anda berada di luar jangkauan dan hanya
menggunakan jaket tebal saja, Anda akan tetap selamat. Hal ini karena anak
panah akan kehilangan kekuatan maksimalnya. Agar bisa menembus dengan sempurna,
jarak target Anda harus sekitar 15 meter atau berada pada titik yang jelas atau
point blank. Hal ini juga bisa terjadi pada jarak sekitar 20 hingga 25
meter.
Kemudian, Anda juga harus memperhatikan busur dan anak panah:
Anda memerlukan busur
yang kuat antar 110 hingga 130 lbs spot atau lebih
(tentu saja kita membahas mengenai busur abad pertengahan) dan kepala anak
panah yang sesuai dengan anak panah yang berat. Hal inilah yang membuat busur
panah Jepang, Manchuria, dan Inggris menggunakan jenis anak panah
tersebut.
Yang terakhir, Baju Perang:
Ada banyak hal yang perlu diperhatikan:
Pertama, Kualitas baju perang: baju perang kualitas rendah bisa
dengan mudah ditembus oleh anak panah bahkan anak panah yang tidak terlalu
kuat. Baju perang standar yang digunakan oleh prajurit infantri kemungkinan
besar bisa ditembus oleh anak panah dari busur yang kuat dengan jarak panah
seperti yang sudah disebutkan di atas.
Kemudian, Jenis baju perang yang digunakan: Di Jepang, ada
beragam jenis baju perang yang digunakan tergantung dari periode
pemerintahannya. Kebanyakkan baju perang Jepang berjenis Mail, Lamellar, dan
Plate.
Ada banyak faktor yang harus diperhatikan pada baju perang jenis Mail. Saya
sudah pernah membahas mengenai baju perang Jepang berjenis Mail, jadi sekarang
saya memberikan pendapat saja: Baik menggunakan ring yang memaku, ditambah
dengan gambeson, dan cincin berkualitas baik, baju perang jenis Mail masih
tetap bisa ditembus dengan busur panah perang, khususnya yang sangat kuat
seperti Wakyuu. Walaupun material itu adalah material yang lemah (artinya banyak
tenaga panah yang hilang saat benturan karena ringnya tidak keras namun
bergerak sedikit dengan anak panahnya), anak panahnya dapat menusuk, merobek,
atau menembus ring dan jika ditajamkan, anak panah tersebut bisa menyelesaikan
tugasnya dengan cara memotong lapisan kulit atau baju di bawah baju
perang.
Baju perang jenis Lamellar mirip dengan brigandine atau sejenisnya. Jenis
ini masih tergolong jenis yang lemah (walay tidak selemah baju perang jenis
Mail) tapi tidak ada celah di antara ringnya sehingga kecil kemungkinan untuk
ditembus anak panah. Namun, baju perang jenis ini sangat tergantung dari
bahannya (kulit yang dikeraskan, besi, dan baja). Ada beberapa baju perang yang
keseluruhannya terbuat dari kulit lamellae yang bisa ditembus anak panah.
Walaupun baju perang tersebut terbuat dari besi bukan berarti 100% anti anak
panah: Dalam uji coba yang dilakukan oleh Mori Toshio (森俊男) disimpulkan bahwa busur panah Jepang
dapat menembus baja hingga kedalaman 1.6mm (kecepatan anak panahnya sekitar 60
m/detik). Sebuah tembakan jarak dekat yang dilakukan oleh pemanah berkuda
memperlihatkan bahwa busur panah tersebut bisa menembus struktur baju perang
jenis Lamellar. Karena itulah mengapa di Jepang (dan beberapa bagian di dunia)
bahan lamellae biasanya ditumpuk hingga memiliki ketebalan dua atau tiga kali
dari ketebalan bahan aslinya.
Baju perang jenis Plate; baju perang jenis ini bukan jenis yang lemah
karena karena jenis ini sifatnya kaku, namun kekuatan bahan baju perang jenis
ini dapat ditingkatkan dengan menciptakan lengkungan: Karena itulah mengapa
helm dan pelindung dada biasanya dibuat dengan bentuk lengkungan. Intinya, plat, lengkungan, ketebalan, serta kualitas merupakan faktor yang
sangat penting untuk dipertimbangkan. Bahkan baju perang dengan kualitas bahan
yang rendah, jika dibuat tebal tetap bisa menghentikan anak panah perang tanpa
memerlukan banyak usaha. Namun kebanyakan, Ashigaru yang miskin memiliki
kendala dengan pelindung dada yang tidak berkualitas dan sangat tipis yang
tentu saja sangat mudah ditembus bahkan dengan busur panah yang tidak terlalu
kuat.
Yoshida Nouan ( 吉田能安) menembak sebuah helm
baja di Nikkou Toushouguu tahun 1967 dengan spesifikasi busur seberat 30 kg (66
lbs) pada jarak 15 meter: Anak panahnya berhasil menembus helm tersebut dari
satu sisi hingga ke sisi lainnya. Anak panahnya masih bisa dibilang tidak
terlalu kuat, sehingga helmnya pasti tidak berkualitas (dan pemanahnya pun
mumpuni).
|
Detail dari Heiji Monogatari Emaki |
Kesimpulan:
Pada akhirnya, anak panah hanya bisa mengalahkan perlindungan utama
(pelindung dada dan helm) dari baju perang yang berkualitas rendah, tapi anak
panah tersebut masih bisa menembus anggota badan yang dilindungi oleh pelindung
yang tipis/ Mail yang berkualitas, atau menembus semua perlindungan jika
mengenai bagian-bagian yang tidak terlindungi (biasanya tidak menimbulkan luka
serius).
Namun, prajurit dengan perlengkapan yang lengkap tidak takut akan semua
itu. Terlepas dari jenis baju perang yang digunakan, anak panah
tetap dilesatkan dengan jumlah yang banyak dan membuat banyak orang meninggal,
khususnya di Jepang. Kemampuan untuk menembus baju perang juga semakin
meningkat di periode – periode awal karena pasukan pemanah berkuda yang mana
mereka bisa mendekati lawan tanpa terlalu banyak
risiko.
sumber